Title : The Person Who once Loved Me
Author : chellong
Main Cast : Choi Minho as Minho
Lee
Taemin as Teamin
Pairings : 2Min
Cameo : Key, Jonghyun, Donghae, Onew
Length : Oneshoot
Genre : molla tentukan sendiri aja :p
angst gagal sepertinya :D
Warning : OOC (Out of Character), Typo,
Yaoi, alur tidak beraturan, cerita gaje, dan masih banyak kekurangan lainnya :p
NO BASHING.
Desclaimer : Cast semuanya milik Tuhan.
This story is mine …
Note : Cerita di ambil dari sisi minho.
Sumery : Maybe
this is wishful thinking. Probably mindless dreaming. But if we love again I
swear I’d love you right ..
----------------------------------------------------
Adakah
yang bisa jelaskan padaku apa itu cinta ?
Begitu
banyak pengertian tentangnya tapi tak ada satupun yang bisa ku pahami maknanya.
Benarkah yang orang bilang kau tak akan bisa mendeskripsikan cinta sebelum kau
merasakannya ? Lalu bagaimana bisa aku mengetahui kalau itu cinta sedangkan aku
sendiripun tak tau cinta itu seperti apa.
Aku
tak tau dimulai sejak kapan rasa aneh itu muncul dalam hatiku. Aku merasa ada
yang salah dengan hatiku. Entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat saat
melihatnya. Aku merasa sesak di dada saat melihat senyum di bibir manisnya. Ada
rasa rindu disaat tidak melihatnya. Dan beberapa hal yang tak aku mengerti
mengapa.
Ada
rasa yang tersembunyi di dasar hatiku. Rasa yang tak pernah ku rasakan
sebelumnya. Di saat melihatnya terbesit dalam hati ingin sekali memilikinya.
Pabboo (bodoh), sepertinya memang aku sudah gila. Otakku tak pernah bisa
berfikir jernih setiap kali dia muncul dalam otakku. Terkadang aku merasa
terganggu dengan rasa ini, aku selalu merasa sakit di dalam hatiku tapi entah
mengapa aku masih ingin mempertahankannya. Apa ini yang orang-orang sebut
dengan cinta ? Kalaupun benar ini cinta, bisakah aku memiliki dia seutuhnya ?
Terlalu
aneh jika ku simpulkan ini cinta. Bagaimana bisa aku mencintai seorang namja
(lelaki) ? sedangkan aku pun tau kalau aku ini adalah seorang namja. Begitu
banyak yeoja (perempuan) yang ku temui tapi hanya dia yang bisa membuatku
seperti ini. Entah sejak kapan aku bisa sebodoh ini, tapi perasaan terlarang
ini datang begitu saja tanpa ku pinta. Rasa ini datang tiba-tiba dan jatuh
padanya tanpa ku suruh. Hatiku bukan sesuatu yang bisa ku kendalikan dengan
logika. Hatiku seperti tuli, ia tak pernah mau mendengarkan apa yang ku
katakan. Sebesar apapun aku mengelaknya tetap saja aku ingin memilikinya.
Sekarang salahkah jika ku bilang aku menyayanginya ? ya sayang. Boleh, kan aku
memiliki perasaan ini ? Boleh, kan kalau aku mengharapkan seseorang yang ku
sukai menjadi milikku ? Tidak salah kan ? Walaupun ku tau aku berdosa sudah
menyukai sesama jenis meski ku tahu begitu banyak yeoja (perempuan) di luar
sana. Aku tak tahu harus bagaimana, dia adalah orang yang ku tunggu. Hatiku
memohon, hatiku berseru untuk menjadi miliknya selamanya. Bahkan didalam
ketidakmungkinan aku ingin menjadi suatu kepastian. Menjadi hal yang pasti
untuk dicintainya.
Menyembunyikan
semua kebenaran dalam hatiku. Tak bisa menceritakan apa yang kurasakan pada
oranglain sudah hampir membuatku gila menahan semua ini sendirian. Hanya hatiku
yang tau siapa yang ada didalam mimpiku. Seandainya saja perasaan itu seperti
coretan di sebuah kertas, yang jika salah bisa di hapus kapan saja. Andai saja
bisa. Ingin ku hapus rasa terlarang ini. Tapi kenyataannya tak seperti itu.
Hati bukan mesin yang gampang untuk di hidup matikan. Begitupun perasaanku.
Semakin ku ingkari , semakin ku coba untuk lupakan rasa itu malah semakin
besar.
Pernah
ku mencoba untuk mengakhirinya, karena aku tau dari awal hubungan ini tidak
benar. Aku sudah melangkah terlalu jauh.
“taem,
maafkan aku”
Bisa
ku lihat matanya berkaca-kaca mendengar ucapanku. Buliran airmata turun dari
matanya. Melihatnya menangis ingin sekali aku memeluknya dan ucapkan maaf, tapi
aku tak bisa melakukannya. Ku balikkan badanku dan berjalan meninggalkannya.
Hatiku terasa sakit ketika harus melangkahkan kaki menjauh darinya.
“hyungg,
kajimmaaa (jangan pergi)” Langkah kakiku tertahan. Suara isak tangisnya membuat
hatiku kelu.
“jangan
pergi, jeball (ku mohon)” pintanya di sela isak tangisnya “entah kau sadar atau
tidak hyung kalau aku bahagia saat bersama denganmu. Aku sangat mencintaimu.
Aku tau ini salah. Dari awal aku tau ini tidak benar, bagaimana bisa aku
mempunyai perasaan padamu. Aku memang bodoh, tapi aku bisa apa ? aku tak bisa
mengendalikan perasaanku. Aku mencintaimu hyung” aku menarik nafas panjang.
Dadaku terasa sesak untuk bernafas. Ku tutup mataku untuk membiarkan setetes
airmataku jatuh. Ku mohon jangan menangis, lebih menyakitkan melihat wajahmu
yang seperti itu. Sebelum airmataku semakin deras (?)keluar, ku langkahkan
kembali kakiku pergi dari hadapannya. Maafkan aku taem, aku tak bermaksud
menyakitimu. :’(
“Ini
keputusan yang benar minho yaa~. Ini sudah benar. “ ku terus mencoba meyakinkan
diriku. Menutup mata rapat-rapat mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran yang
menyesakkan hati tapi yang kudapat hanya tetesan airmata mengalir di kedua
pipiku. Hatiku kenapa rasanya sakit sekali ? semua kenangan bersama taemin
terputar lagi di benakku. Memori-memori itu kini memenuhi setiap sudut
kepalaku.Kenapa aku tak bisa melupakannya ? Tak peduli seberapa besar aku
berusaha tetap saja aku tak bisa mengenyahkannya.
Orang
bilang cinta itu sebuah anugerah, orang bilang cinta itu indah. Lalu kenapa aku
tak merasakan begitu ? Kenapa justru sakit yang ku dapatkan dari rasa cinta ? Menerima
kenyataan bahwa aku dan dia tak bisa bersatu karena rasa ini rasa yang
terlarang. Aku tak tahu siapa yang harus aku salahkan, Haruskah aku salahkan
dirimu ya tuhan ? Kau yang membolak balikkan hati manusia. Kau yang menciptakan
rasa cinta yang ada di hatiku. Kalau memang cinta itu anugerah lalu kenapa kau
munculkan rasa cinta di hatiku itu untuk orang yang salah ? Kalau saja taemin
itu seorang yeoja, mungkin tak akan begini jadinya. Kami saling menyayangi tapi
kami tak bisa bersatu. Aku tak bisa bersamanya walaupun aku ingin. Sekarang apa yang harus aku lakukan ?
Seperti
orang bodoh, berharap dengan aku mencoba memejamkan mata dan tertidur , esok
hari perasaan sesak ini akan menghilang. Tapi kenyataannya jangankan terlelap
bahkan sedikitpun aku tak bisa memejamkan mataku. Bayangannya selalu saja
muncul dalam otakku. Ia memenuhi setiap sudut kepalaku. Semenjak hari
perpisahan itu hatiku tak pernah tenang terlebih aku tak tahu sama sekali
bagaimana kabar taemin sekarang. Dalam tangisan yang tak bersuara aku sangat
merindukannya. Harus ku akui kini semuanya tampak tak sempurna tanpanya.
“taem
nega bogoshipo jugketsso” (taem, aku
sangat merindukanmu).
------------------------------------------------------
I hope I can delete this
feeling easily so I don’t need to feel pain …
Sudah
sebulan berlalu semenjak perpisahan itu, tapi rasa sakit itu tak kunjung
hilang. Hari sudah berlalu, tapi kenapa hatiku seperti tertahan seolah aku
berada di saat itu ? Setiap hari terasa sama, terasa biasa. Tak ada hal yang
istimewa. Aku merasa hidupku hampa. Di tengah keramaian pun aku merasa sepi. Sakit,
perih, rindu bercampur menjadi satu. Berulang-ulang lagu yang kita sukai ku
putar, berharap lagu ini bisa mengurangi sedikit kerinduanku padamu. Tapi tak
bisa. Bukan rasa rindu yang berkurang tapi keinginan untuk kau ada di sampingku
malah semakin besar.
Ku
rasakan sebuah tangan menepuk pundakku. Sudah bisa ku tebak siapa yang datang.
Key. Ku lepaskan headset yang bertengger di telingaku.
“pantas
saja ku panggil tidak dengar, ternyata sedang memakai headset.” Ucapnya seraya
duduk di hadapanku. “kau sudah lama disini ?”
“hnnn..
lumayan..” jawabku singkat.
“tumben
sekali ngajak bertemu. Ada apa eoh ?”
“gwenchana
(tidak apa-apa) aku hanya sedang bosan di rumah.” Jawabku seraya menyeruput
kopi yang sudah ku pesan.
“jeongmal
(sungguh) ? hanya itu ?”
Minho
berdehem.
“hnn
baiklah” Ucapnya seraya mengendikkan bahu. Key mengedarkan pandangannya ke
sudut ruangan “aaa~ pelayaannnn…” panggilnya seraya mengacungkan tangannya.
------------------------------------------------------
AUTHOR POV
*Prince Cafe
Terlihat
dari luar prince café, dua namja tampan sedang duduk menikmati kue dan kopi
yang mereka pesan. Key begitu menikmati makanannya sedangkan minho larut akan
pikirannya.
“apa
makanannya tidak enak ?” tanya key yang melihat minho melamun seraya memainkan
kue dengan sendok yang dipegangnya.
Minho
tak merespon, ia tetap berkutat dengan pikirannya. Karena di acuhkan, key
menendang pelan kaki minho, membuatnya tersadar dari lamunannya. “kau ini
kenapa eoh ? daritadi melamuuunn terus.”
“hnn
?”
“kau
kenapa ?” ulangnya lagi.
“gwenchana”
minho menyunggingkan seulas senyum tipis kemudian kembali konsentrasi pada
makanannya.
“kau
kelihatan tidak baik. kau yakin tidak apa-apa ??” tanya key khawatir .
Minho
berdehem mengiyakan. Minho berbohong ? tentu saja, karena kenyataannya ia
sedang tidak baik-baik saja.
“wae
(kenapa) ? kau masih memikirkan dia ?” tanya key seolah paham apa yang sedang
dipikirkan minho.
“nugu
(siapa ?)?” minho balik bertanya.
“tidak
usah berpura-pura tak tahu begitu.” Key memukul pelan kepala minho dengan
sendok yang dipegangnya membuat si empunya kepala(?) mengusap kepalanya “Sekarang
aku tanya padamu, apa yang sekarang kau rasakan eoh ?”
“rasakan
apa ? aku tak merasakan apa-apa..” ujarnya santai
Key
mendesis “gengsi mu itu tak pernah hilang ya. Tak usah membohongi diri sendiri.
Kau mencintainya kan ?” tanya key mulai memperhatikan minho lekat-lekat.
Minho
yang tadinya ingin memasukkan kue ke dalam mulutnya seketika berhenti saat
mendengar pertanyaan key. Ia mencoba untuk tenang “kau ini bicara apa ? siapa
mencintai siapa ?” minho memalingkan kepalanya ke arah lain menghindari tatapan
key sambil menyuapkan kue ke dalam mulutnya.
“minho
ah~….menyukai seseorang itu bukanlah sebuah dosa. Kenapa sulit sekali mengakui
perasaanmu itu eoh ?”
“HENTIKAN
KEY” sorak minho kesal. key terkejut mendengar bentakan minho.
“YAAKKK,
kau mengagetkanku. Aishh jinjjaa (yampun)” key mengusap-usap dadanya. Ia mengedarkan pandangannya, beberapa orang saling
berpandangan heran menatap ke arah mereka berdua. Minho menghela nafas panjang
“mianhee (maaf)..bisakah kita tak usah membahas itu ? aku mengajakmu ke sini,
agar aku bisa menenangkan pikiranku sebentar. Tapi kenapa kau terus saja bicara
tentang hal itu ?”
“tapi
kau tak perlu membentakku, kau membuatku seperti orang bodoh” ucap key dengan
nada kesal.
“mianhaeso
(maafkan aku)” minho memelankan suaranya.
“aku
mencemaskanmu minho ah~”
“tidak
perlu. Aku baik-baik saja”
Key
tertawa pahit “ini yang kau bilang baik-baik saja ? kau seperti mayat hidup,
kenapa tidak sekalian mati saja eoh ?”
“ide
yang bagus” seru minho santai. Key kesal mendengar jawabannya.
“MINHO
AH~” jerit key tak bisa lagi mengontrol emosinya. Lagi-lagi mereka berdua
membuat orang-orang memperhatikan mereka.
“pelankan
suaramu. Kau tidak lihat orang-orang memperhatikan kita ?” minho menundukkan
kepalanya karena malu.
Key
mendengus kesal “aishh jinjjaa. Rasanya aku ingin menelanmu hidup-hidup”
Key
mendongakkan dagu minho agar menatapnya “minho ah~. Sekali lagi ku tanya, kau
begini karena masih memikirkan taemin kan?”
“annii
(tidak)” minho menepis tangan key dari dagunya.
“kau
yakin ?” key menyipitkan matanya mencoba mencari kebenaran dari ucapan minho.
Minho terdiam “Pikirkan baik-baik minho ah~. Ikuti apa kata hatimu, jangan
sampai kau menyesal. Hidupmu kau yang jalani untuk apa memikirkan pandangan
orang lain ? Jalani apa yang menurutmu benar. Berhenti membohongi diri sendiri.
Kalian saling mencintai, lalu apa lagi masalahnya sekarang ?” key diam sejenak “kau
malu ? kau takut di anggap jelek oleh oranglain ? gay ataupun bukan, jangan
pikirkan hal itu. Jangan memikirkan siapa dirimu sebenarnya, tapi jadilah apa
yang ada didalam hatimu. Arraseo (mengerti) ?” jelas key seraya menepuk-nepuk
dadanya mengisyaratkan hati. Minho terdiam mencoba mencerna setiap kata-kata
yang keluar dari mulut key.
Author POV End
---------------------------------------------------
MINHO POV
“jadilah
apa yang ada didalam hatimu” kata-kata key terus saja terngiang di telingaku.
Benarkah apa yang dikatakannya ? Haruskah ku perjuangkan cinta ini walaupun
harus menentang takdir ? Takdir bahwa kami tak boleh bersama. Atau harus ku pendam
dan tetap bertahan hingga rasa ini benar-benar menghilang ?
“ashhh
aku bisa gila” aku bangun dari posisi tidurku. Mengacak-acak rambut kesal.
Kakiku terasa berat untuk menyingkir dari tempat tidurku untuk menyalakan
lampu. Aku bersandar di tembok memeluk kedua kakiku dengan tetap menumpukan
tubuhku pada dinding. Aku berusaha memejamkan mataku. Apa yang harus ku lakukan
sekarang ?
Taeminie~
jika aku kembali masihkah kau berada di tempat yang sama saat ku melangkah
pergi??? Masih maukah kau menerimaku lagi setelah apa yang ku lakukan padamu ?
Kini ku akui kehilanganmu lebih menakutkan bagiku daripada memikirkan pendapat
oranglain tentang diriku. Aku benci diriku sendiri. Aku merasa seperti seorang
pecundang. Sudah terlalu banyak luka yang ku berikan padamu. Ku kira aku bisa
melupakan segalanya dengan mudah tapi ternyata tidak. Tak peduli seberapa keras
aku mencobanya tapi tetap saja aku tak bisa melakukannya. Kau mengambil ruang
dalam diriku lebih dari yang ku bayangkan. Bohong jika aku bilang aku bisa
hidup tanpamu, bahkan saat terlelap pun aku masih merasa merindukanmu. Sekarang
masih adakah kesempatan jika aku bilang aku ingin kembali ??
------------------------------------------------------
Matahari
sudah menampakkan cahayanya. Mataku mengerjap-ngerjap menahan terik matahari
yang menusuk mataku. Mengucek-ngucek mata dan menguap beberapa kali. Ku buyarkan
mataku ke langit-langit kamar, memikirkan hal apa yang bisa kulakukan hari ini
sambil mengumpulkan nyawaku yang masih setengah sadar. Ku lirik jam weker yang
ada di meja kecil samping tempat tidurku, sudah jam 9. Ternyata aku tidur pulas
sekali, hingga tak sadar hari sudah siang. Aku bangun dari posisi tidurku, lalu
berjalan ke kamar mandi. Mencuci muka, menyikat gigi dan bersiap melewati 1
hari lagi tanpamu taeminiee .
Aku
merasa ada yang aneh. Aku tidak tahu apa itu, tapi perasaanku sangat tidak enak.
Aku merasa khawatir, tapi mungkin ini hanya perasaanku saja. Di tengah lamunanku
terdengar bel berbunyi. Ku rambet (?) handuk yang terlipat di rak kamar mandi,
mengeringkan wajahku sambil berjalan keluar. Siapa jam begini sudah bertamu..
“minho
ahh~…minho ah~” teriak seseorang dari luar pintu. Bukan hanya bel yang
berkali-kali ia tekan tapi ia juga mengetuk-ngetuk pintuku dengan keras.
“ne
chakkamann. (iya tungguu) ” Ucapku setengah berteriak.
“nuguseyo
? (siapa ?) ” ku buka pintu dan mendapati jonghyung hyung sudah bertengger di
depan pintu. Matanya sembab terlihat sekali ia habis menangis.
“jonghyun
hyung ? kau…kenapa ?”
Jonghyun
hyung menangis sesenggukan membuatku bingung sebenarnya apa yang terjadi.
“tenangkan
dirimu, ayo masuk dulu” ku lebarkan pintu mengajak jonghyun masuk.
“taemin
minho ah~” ucapnya di sela isak tangisnya.
“taemin
?” kenapa dia menyebut nama taemin ? apa terjadi sesuatu padanya ? perasaaanku
mulai tak enak. Bisa ku rasakan jantungku berdebar lebih cepat.
“ada
apa ? taemin kenapa ?”
“taeminn….”
Ia kembali menangis tidak melanjutkan kata-katanya.
“ada
apa ? apa yang terjadi. kau bicaralah yang jelas” jeritku mencengkram bahu
jonghyun. Aku tak bisa mengontrol diriku. Dia benar-benar membuatku kesal.
Hatiku sudah tak tenang, tapi dia masih saja menangis sesenggukan.
“minho
ah~ mianhae (maaf) ….”
“maaf
untuk apa ? Sebenarnya ada apa ?” bentakku lagi.
“mianhae……mianhaeyo
karena tidak memberitahumu. Ta..taemin sudah seminggu yang lalu masuk rumah
sakit. Ia memintaku untuk menyembunyikannya darimu.”
“rumah
sakit ? taemin sakit apa ?” Seminggu ? itu bukan waktu yang sebentar. Apa
taemin sakit parah sampai harus di rawat selama itu ?
“semua
salahku..” ia kembali terisak “kalau saja aku tidak memanggilnya, dia tidak
akan menyebrang jalan……mobil itu muncul begitu saja dari tikungan…” ucapnya
meracau tidak jelas. “aku salah..aku yang salah.. maafkan akuu”
Minho
berdiri gemetaran mendengar ucapan jonghyun. Tanpa terasa airmata mengalir di
pipinya.
“dimana
rumah sakitnya ?” tanyaku memotong ucapan jonghyun hyung.
Aku
berlari secepat mungkin. Yang kuinginkan aku ingin cepat sampai di rumah sakit.
Aku ingin melihat taemin dengan kedua mataku.
“dokter bilang dia tidak akan
pernah bangun, ia bisa bertahan karena mesin-mesin yang menempel di
tubuhnya….minho ah~ aku takutt…”
Apa
ini ? kenapa jadi seperti ini ? Disaat aku ingin kembali dan mencoba untuk
memperbaiki segalanya kenapa berita seperti ini yang ku dengar ? Aku tidak
mengerti, kenapa kau meminta jonghyun hyung menyembunyikannya dariku ? Apa
sebegitu bencinyakah kau padaku hingga tak ingin aku muncul di hadapanmu ?
Jangan membuatku semakin tersiksa dengan rasa penyesalan taemin ah~. Aku terus
menghapus airmata yang keluar dari mataku. Kenapa airmata ini tak mau berhenti
? taemin baik-baik saja. Apa yang kau pikirkan minho ah~ ? Ucapan jonghyung
hyung hanya lelucon agar kau khawatir, taemin sangat mencintaimu. Dia tak akan
pergi meninggalkanmu begitu saja. Sampai di sana kau akan melihat taemin
berdiri menyambutmu. Ia dia baik-baik saja, dia menunggumu untuk membawanya
pulang. Taemin tunggu aku, aku akan segera datang…
Minho POV End
--------------------------------------------------------
Author POV
*Seoul’s Hospital
Sesampainya
di rumah sakit minho berhenti di depan sebuah ruangan. Meskipun hatinya
melonjak ingin cepat-cepat melihat taemin, tapi ia merasa takut untuk masuk. Ia
takut menghadapi kenyataan. Tangannya gemetar ketika hendak memegang knop
pintu. Ia menarik nafas panjang dan menarik pintu itu.
“APA
YANG KAU LAKUKAN ?” minho berteriak histeris di ambang pintu saat melihat
seorang suster hendak menarik kain putih menutupi tubuh taemin. Sontak semua
mata yang ada di ruangan itu menoleh ke arahnya. Suster itu sangat terkejut
karena teriakan minho membuatnya mengurungkan niatnya dan melangkah mundur.
Minho segera menarik kain itu dan membuangnya ke sembarang arah.
“APA
YANG MAU KALIAN LAKUKAN EOH ? APA KALIAN PIKIR TAEMINKU SUDAH MATI ?” minho marah,
ia mencengkram kerah baju dokter.
Key
yang melihat minho mengamuk segera berlari menghampirinya “minho tenanglah” key
menarik minho menjauh dari dokter. Tubuh minho ambruk ke lantai. Badannya
terasa lemas.
“kau
dokter kan ? bukankah sudah menjadi tugasmu menyelamatkan orang yang sakit ?
Selamatkan taeminku. SELAMATKAN DIAAA.” Tangisnya pecah.
“kita
harus merelakannya minho ah~” key memeluk minho ikut menangis. Tapi ia malah
mengamuk dan mendorong key menolak pelukan yang diberikannya.
“MERELAKAN
SIAPA ?”jerit minho.
“MINHO
CUKUP” bentak onew tak kalah keras. Bahunya naik turun menahan amarah “kalau
kau terus seperti itu aku akan melemparmu keluar” donghae hyung yang berada di
sampingnya mengusap-usap bahu onew mencoba untuk menenangkan, tapi onew
menepisnya dan berjalan keluar.
“ini
tidak benarr.. Katakan kalau ini bohong.. Ini Cuma mimpiii…” minho menangis
merasakan sesak di dadanya. Ia hanya bisa menangis, ia ingin berteriak untuk
menumpahkan segala kepiluannya. Ia mulai menyalahkan dirinya kenapa ini bisa
terjadi.
Minho
bangkit dari duduknya. Matanya terpaku pada sosok yang ada di hadapannya.
Dengan langkah lunglai minho melangkahkan kakinya mendekati sosok itu. Airmata
mengalir sempurna dari kedua matanya.
“permainan
sudah selesai taemin ah~. Bangun dan tunjukkan pada mereka kalau kau baik-baik
saja” minho menghapus kasar airmatanya dengan punggung tangannya.
“taeminnn….”
Panggilnya lirih. Tangan minho bergetar hebat ketika menyentuh tubuh taemin.
“kau
tak boleh melakukan ini padaku. Ini tidak lucu. Taemin banguunnn” minho
mengguncang-guncangkan tubuh taemin. Tangisnya makin menjadi. “Aku salah.
Maafkan aku” minho menangis memeluk tubuh taemin. “pukul aku sesukamu, tapi
jangan tinggalkan aku. Bangunn taeminnn…” airmata minho semakin lama semakin
deras keluar. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri. “bangunlah taeminn, aku
janji jika kita bersama nanti aku akan berusaha untuk selalu mengikuti apa yang
kamu mau, membahagiakanmu dan membuatmu merasa nyaman denganku. Katakan kalau
kau juga ingin kita bersama lagi…bangunn..bangunnn” minho menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Kakinya
serasa sangat lemas dan tidak dapat menopang tubuhnya lagi, ia mencengkram dadanya yang terasa
sesak. “kalaupun kita tak bisa bersama, bukan
perpisahan seperti ini yang ku mau…” airmata minho terus mengalir tanpa ampun.
Sejenak teringat kebersamaannya dengan taemin yang tampak bahagia, dan ia juga
mengingat saat ia meninggalkan taemin begitu saja.
Onew
yang mendengarnya dari luar ikut menangis. Tak ada satu katapun keluar dari
mulutnya. Kehilangan dongsaeng yang disayanginya bukanlah suatu hal yang bisa
ia terima begitu saja. Janjinya pada taemin untuk tidak menangis terpaksa ia
langgar. Ia tak bisa. Ia tak kuat lagi. Airmata yang memang sedari tadi ingin
keluar akhirnya menetes dari kedua matanya. Akhirnya ia membiarkan dirinya
menangis. Mulutnya terkunci, hanya airmata yang kini bisa menjelaskan apa yang
dirasakannya kini.
“Cinta memang seperti itu.
Baru akan terasa berharga jika orang yang dicintai sudah pergi meninggalkan
kita.”
THE END
--------------------------------------------------
Bijimana..bijimanaaa bagus
ora ?? :D bilang nggak gorok ni gorokk #maksa :D
Gantung y cerita.a ? :p
kekekee~
Sengaja :D aq ska yg gantung2
krna yang ngegantung itu memang lebih enak #plak apadah :D berapa lapis ?
ratusann #lho makin ngaco .. :p *abaikan* hahahaa *author gillaa*
Donghae oppa…mianhee disini
dimunculin cuma buat ngusap-ngusap si onppa doang :p hahahaaa *dicekek haeppa*
Eh..ehh komen dong komeennn
.. :p
Tolong di bantu yak.. komenn
yakkk .. bantu yoo bantuu *prok..prokk..prokk jadi apa … :D *lha napa jadi si
tarno yg muncul* o.O #jorokin tarno ke got ..
Dah ah capee, KOMEN CEPETAN gg
usah malu2.. :p
Chellong pamit , boboboyyyy *bow
sampai ujung kaki* o.O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar