Halaman

Sabtu, 16 Februari 2013

[FF] The Person Who once Loved Me / 2MIN / Oneshoot


Title : The Person Who once Loved Me
Author : chellong
Main Cast :  Choi Minho as Minho
              Lee Taemin as Teamin
Pairings : 2Min
Cameo : Key, Jonghyun, Donghae, Onew
Length : Oneshoot
Genre : molla tentukan sendiri aja :p angst gagal sepertinya :D
Warning : OOC (Out of Character), Typo, Yaoi, alur tidak beraturan, cerita gaje, dan masih banyak kekurangan lainnya :p NO BASHING.
Desclaimer : Cast semuanya milik Tuhan. This story is mine …
Note : Cerita di ambil dari sisi minho.

Sumery : Maybe this is wishful thinking. Probably mindless dreaming. But if we love again I swear I’d love you right ..

----------------------------------------------------
Adakah yang bisa jelaskan padaku apa itu cinta ?
Begitu banyak pengertian tentangnya tapi tak ada satupun yang bisa ku pahami maknanya. Benarkah yang orang bilang kau tak akan bisa mendeskripsikan cinta sebelum kau merasakannya ? Lalu bagaimana bisa aku mengetahui kalau itu cinta sedangkan aku sendiripun tak tau cinta itu seperti apa.
Aku tak tau dimulai sejak kapan rasa aneh itu muncul dalam hatiku. Aku merasa ada yang salah dengan hatiku. Entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat saat melihatnya. Aku merasa sesak di dada saat melihat senyum di bibir manisnya. Ada rasa rindu disaat tidak melihatnya. Dan beberapa hal yang tak aku mengerti mengapa.
Ada rasa yang tersembunyi di dasar hatiku. Rasa yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Di saat melihatnya terbesit dalam hati ingin sekali memilikinya. Pabboo (bodoh), sepertinya memang aku sudah gila. Otakku tak pernah bisa berfikir jernih setiap kali dia muncul dalam otakku. Terkadang aku merasa terganggu dengan rasa ini, aku selalu merasa sakit di dalam hatiku tapi entah mengapa aku masih ingin mempertahankannya. Apa ini yang orang-orang sebut dengan cinta ? Kalaupun benar ini cinta, bisakah aku memiliki dia seutuhnya ?
Terlalu aneh jika ku simpulkan ini cinta. Bagaimana bisa aku mencintai seorang namja (lelaki) ? sedangkan aku pun tau kalau aku ini adalah seorang namja. Begitu banyak yeoja (perempuan) yang ku temui tapi hanya dia yang bisa membuatku seperti ini. Entah sejak kapan aku bisa sebodoh ini, tapi perasaan terlarang ini datang begitu saja tanpa ku pinta. Rasa ini datang tiba-tiba dan jatuh padanya tanpa ku suruh. Hatiku bukan sesuatu yang bisa ku kendalikan dengan logika. Hatiku seperti tuli, ia tak pernah mau mendengarkan apa yang ku katakan. Sebesar apapun aku mengelaknya tetap saja aku ingin memilikinya. Sekarang salahkah jika ku bilang aku menyayanginya ? ya sayang. Boleh, kan aku memiliki perasaan ini ? Boleh, kan kalau aku mengharapkan seseorang yang ku sukai menjadi milikku ? Tidak salah kan ? Walaupun ku tau aku berdosa sudah menyukai sesama jenis meski ku tahu begitu banyak yeoja (perempuan) di luar sana. Aku tak tahu harus bagaimana, dia adalah orang yang ku tunggu. Hatiku memohon, hatiku berseru untuk menjadi miliknya selamanya. Bahkan didalam ketidakmungkinan aku ingin menjadi suatu kepastian. Menjadi hal yang pasti untuk dicintainya.
Menyembunyikan semua kebenaran dalam hatiku. Tak bisa menceritakan apa yang kurasakan pada oranglain sudah hampir membuatku gila menahan semua ini sendirian. Hanya hatiku yang tau siapa yang ada didalam mimpiku. Seandainya saja perasaan itu seperti coretan di sebuah kertas, yang jika salah bisa di hapus kapan saja. Andai saja bisa. Ingin ku hapus rasa terlarang ini. Tapi kenyataannya tak seperti itu. Hati bukan mesin yang gampang untuk di hidup matikan. Begitupun perasaanku. Semakin ku ingkari , semakin ku coba untuk lupakan rasa itu malah semakin besar.
Pernah ku mencoba untuk mengakhirinya, karena aku tau dari awal hubungan ini tidak benar. Aku sudah melangkah terlalu jauh.
“taem, maafkan aku”
Bisa ku lihat matanya berkaca-kaca mendengar ucapanku. Buliran airmata turun dari matanya. Melihatnya menangis ingin sekali aku memeluknya dan ucapkan maaf, tapi aku tak bisa melakukannya. Ku balikkan badanku dan berjalan meninggalkannya. Hatiku terasa sakit ketika harus melangkahkan kaki menjauh darinya.
“hyungg, kajimmaaa (jangan pergi)” Langkah kakiku tertahan. Suara isak tangisnya membuat hatiku kelu.
“jangan pergi, jeball (ku mohon)” pintanya di sela isak tangisnya “entah kau sadar atau tidak hyung kalau aku bahagia saat bersama denganmu. Aku sangat mencintaimu. Aku tau ini salah. Dari awal aku tau ini tidak benar, bagaimana bisa aku mempunyai perasaan padamu. Aku memang bodoh, tapi aku bisa apa ? aku tak bisa mengendalikan perasaanku. Aku mencintaimu hyung” aku menarik nafas panjang. Dadaku terasa sesak untuk bernafas. Ku tutup mataku untuk membiarkan setetes airmataku jatuh. Ku mohon jangan menangis, lebih menyakitkan melihat wajahmu yang seperti itu. Sebelum airmataku semakin deras (?)keluar, ku langkahkan kembali kakiku pergi dari hadapannya. Maafkan aku taem, aku tak bermaksud menyakitimu. :’(
“Ini keputusan yang benar minho yaa~. Ini sudah benar. “ ku terus mencoba meyakinkan diriku. Menutup mata rapat-rapat mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran yang menyesakkan hati tapi yang kudapat hanya tetesan airmata mengalir di kedua pipiku. Hatiku kenapa rasanya sakit sekali ? semua kenangan bersama taemin terputar lagi di benakku. Memori-memori itu kini memenuhi setiap sudut kepalaku.Kenapa aku tak bisa melupakannya ? Tak peduli seberapa besar aku berusaha tetap saja aku tak bisa mengenyahkannya.
Orang bilang cinta itu sebuah anugerah, orang bilang cinta itu indah. Lalu kenapa aku tak merasakan begitu ? Kenapa justru sakit yang ku dapatkan dari rasa cinta ? Menerima kenyataan bahwa aku dan dia tak bisa bersatu karena rasa ini rasa yang terlarang. Aku tak tahu siapa yang harus aku salahkan, Haruskah aku salahkan dirimu ya tuhan ? Kau yang membolak balikkan hati manusia. Kau yang menciptakan rasa cinta yang ada di hatiku. Kalau memang cinta itu anugerah lalu kenapa kau munculkan rasa cinta di hatiku itu untuk orang yang salah ? Kalau saja taemin itu seorang yeoja, mungkin tak akan begini jadinya. Kami saling menyayangi tapi kami tak bisa bersatu. Aku tak bisa bersamanya walaupun aku  ingin. Sekarang apa yang harus aku lakukan ?
Seperti orang bodoh, berharap dengan aku mencoba memejamkan mata dan tertidur , esok hari perasaan sesak ini akan menghilang. Tapi kenyataannya jangankan terlelap bahkan sedikitpun aku tak bisa memejamkan mataku. Bayangannya selalu saja muncul dalam otakku. Ia memenuhi setiap sudut kepalaku. Semenjak hari perpisahan itu hatiku tak pernah tenang terlebih aku tak tahu sama sekali bagaimana kabar taemin sekarang. Dalam tangisan yang tak bersuara aku sangat merindukannya. Harus ku akui kini semuanya tampak tak sempurna tanpanya.
“taem nega bogoshipo jugketsso” (taem, aku sangat merindukanmu).
------------------------------------------------------
I hope I can delete this feeling easily so I don’t need to feel pain …
Sudah sebulan berlalu semenjak perpisahan itu, tapi rasa sakit itu tak kunjung hilang. Hari sudah berlalu, tapi kenapa hatiku seperti tertahan seolah aku berada di saat itu ? Setiap hari terasa sama, terasa biasa. Tak ada hal yang istimewa. Aku merasa hidupku hampa. Di tengah keramaian pun aku merasa sepi. Sakit, perih, rindu bercampur menjadi satu. Berulang-ulang lagu yang kita sukai ku putar, berharap lagu ini bisa mengurangi sedikit kerinduanku padamu. Tapi tak bisa. Bukan rasa rindu yang berkurang tapi keinginan untuk kau ada di sampingku malah semakin besar.
Ku rasakan sebuah tangan menepuk pundakku. Sudah bisa ku tebak siapa yang datang. Key. Ku lepaskan headset yang bertengger di telingaku.
“pantas saja ku panggil tidak dengar, ternyata sedang memakai headset.” Ucapnya seraya duduk di hadapanku. “kau sudah lama disini ?”
“hnnn.. lumayan..” jawabku singkat.
“tumben sekali ngajak bertemu. Ada apa eoh ?”
“gwenchana (tidak apa-apa) aku hanya sedang bosan di rumah.” Jawabku seraya menyeruput kopi yang sudah ku pesan.
“jeongmal (sungguh) ? hanya itu ?”
Minho berdehem.
“hnn baiklah” Ucapnya seraya mengendikkan bahu. Key mengedarkan pandangannya ke sudut ruangan “aaa~ pelayaannnn…” panggilnya seraya mengacungkan tangannya.
------------------------------------------------------
AUTHOR POV
*Prince Cafe
Terlihat dari luar prince café, dua namja tampan sedang duduk menikmati kue dan kopi yang mereka pesan. Key begitu menikmati makanannya sedangkan minho larut akan pikirannya.
“apa makanannya tidak enak ?” tanya key yang melihat minho melamun seraya memainkan kue dengan sendok yang dipegangnya.
Minho tak merespon, ia tetap berkutat dengan pikirannya. Karena di acuhkan, key menendang pelan kaki minho, membuatnya tersadar dari lamunannya. “kau ini kenapa eoh ? daritadi melamuuunn terus.”
“hnn ?”
“kau kenapa ?” ulangnya lagi.
“gwenchana” minho menyunggingkan seulas senyum tipis kemudian kembali konsentrasi pada makanannya.
“kau kelihatan tidak baik. kau yakin tidak apa-apa ??” tanya key khawatir .
Minho berdehem mengiyakan. Minho berbohong ? tentu saja, karena kenyataannya ia sedang tidak baik-baik saja.
“wae (kenapa) ? kau masih memikirkan dia ?” tanya key seolah paham apa yang sedang dipikirkan minho.
“nugu (siapa ?)?” minho balik bertanya.
“tidak usah berpura-pura tak tahu begitu.” Key memukul pelan kepala minho dengan sendok yang dipegangnya membuat si empunya kepala(?) mengusap kepalanya “Sekarang aku tanya padamu, apa yang sekarang kau rasakan eoh ?”
“rasakan apa ? aku tak merasakan apa-apa..” ujarnya santai
Key mendesis “gengsi mu itu tak pernah hilang ya. Tak usah membohongi diri sendiri. Kau mencintainya kan ?” tanya key mulai memperhatikan minho lekat-lekat.
Minho yang tadinya ingin memasukkan kue ke dalam mulutnya seketika berhenti saat mendengar pertanyaan key. Ia mencoba untuk tenang “kau ini bicara apa ? siapa mencintai siapa ?” minho memalingkan kepalanya ke arah lain menghindari tatapan key sambil menyuapkan kue ke dalam mulutnya.
“minho ah~….menyukai seseorang itu bukanlah sebuah dosa. Kenapa sulit sekali mengakui perasaanmu itu eoh ?”
“HENTIKAN KEY” sorak minho kesal. key terkejut mendengar bentakan minho.
“YAAKKK, kau mengagetkanku. Aishh jinjjaa (yampun)” key mengusap-usap dadanya. Ia mengedarkan pandangannya, beberapa orang saling berpandangan heran menatap ke arah mereka berdua. Minho menghela nafas panjang “mianhee (maaf)..bisakah kita tak usah membahas itu ? aku mengajakmu ke sini, agar aku bisa menenangkan pikiranku sebentar. Tapi kenapa kau terus saja bicara tentang hal itu ?”
“tapi kau tak perlu membentakku, kau membuatku seperti orang bodoh” ucap key dengan nada kesal.
“mianhaeso (maafkan aku)” minho memelankan suaranya.
“aku mencemaskanmu minho ah~”
“tidak perlu. Aku baik-baik saja”
Key tertawa pahit “ini yang kau bilang baik-baik saja ? kau seperti mayat hidup, kenapa tidak sekalian mati saja eoh ?”
“ide yang bagus” seru minho santai. Key kesal mendengar jawabannya.
“MINHO AH~” jerit key tak bisa lagi mengontrol emosinya. Lagi-lagi mereka berdua membuat orang-orang memperhatikan mereka.
“pelankan suaramu. Kau tidak lihat orang-orang memperhatikan kita ?” minho menundukkan kepalanya karena malu.
Key mendengus kesal “aishh jinjjaa. Rasanya aku ingin menelanmu hidup-hidup”
Key mendongakkan dagu minho agar menatapnya “minho ah~. Sekali lagi ku tanya, kau begini karena masih memikirkan taemin kan?”
“annii (tidak)” minho menepis tangan key dari dagunya.
“kau yakin ?” key menyipitkan matanya mencoba mencari kebenaran dari ucapan minho. Minho terdiam “Pikirkan baik-baik minho ah~. Ikuti apa kata hatimu, jangan sampai kau menyesal. Hidupmu kau yang jalani untuk apa memikirkan pandangan orang lain ? Jalani apa yang menurutmu benar. Berhenti membohongi diri sendiri. Kalian saling mencintai, lalu apa lagi masalahnya sekarang ?” key diam sejenak “kau malu ? kau takut di anggap jelek oleh oranglain ? gay ataupun bukan, jangan pikirkan hal itu. Jangan memikirkan siapa dirimu sebenarnya, tapi jadilah apa yang ada didalam hatimu. Arraseo (mengerti) ?” jelas key seraya menepuk-nepuk dadanya mengisyaratkan hati. Minho terdiam mencoba mencerna setiap kata-kata yang keluar dari mulut key.
Author POV End
---------------------------------------------------
MINHO POV
“jadilah apa yang ada didalam hatimu” kata-kata key terus saja terngiang di telingaku. Benarkah apa yang dikatakannya ? Haruskah ku perjuangkan cinta ini walaupun harus menentang takdir ? Takdir bahwa kami tak boleh bersama. Atau harus ku pendam dan tetap bertahan hingga rasa ini benar-benar menghilang ?
“ashhh aku bisa gila” aku bangun dari posisi tidurku. Mengacak-acak rambut kesal. Kakiku terasa berat untuk menyingkir dari tempat tidurku untuk menyalakan lampu. Aku bersandar di tembok memeluk kedua kakiku dengan tetap menumpukan tubuhku pada dinding. Aku berusaha memejamkan mataku. Apa yang harus ku lakukan sekarang ?
Taeminie~ jika aku kembali masihkah kau berada di tempat yang sama saat ku melangkah pergi??? Masih maukah kau menerimaku lagi setelah apa yang ku lakukan padamu ? Kini ku akui kehilanganmu lebih menakutkan bagiku daripada memikirkan pendapat oranglain tentang diriku. Aku benci diriku sendiri. Aku merasa seperti seorang pecundang. Sudah terlalu banyak luka yang ku berikan padamu. Ku kira aku bisa melupakan segalanya dengan mudah tapi ternyata tidak. Tak peduli seberapa keras aku mencobanya tapi tetap saja aku tak bisa melakukannya. Kau mengambil ruang dalam diriku lebih dari yang ku bayangkan. Bohong jika aku bilang aku bisa hidup tanpamu, bahkan saat terlelap pun aku masih merasa merindukanmu. Sekarang masih adakah kesempatan jika aku bilang aku ingin kembali ??
------------------------------------------------------
Matahari sudah menampakkan cahayanya. Mataku mengerjap-ngerjap menahan terik matahari yang menusuk mataku. Mengucek-ngucek mata dan menguap beberapa kali. Ku buyarkan mataku ke langit-langit kamar, memikirkan hal apa yang bisa kulakukan hari ini sambil mengumpulkan nyawaku yang masih setengah sadar. Ku lirik jam weker yang ada di meja kecil samping tempat tidurku, sudah jam 9. Ternyata aku tidur pulas sekali, hingga tak sadar hari sudah siang. Aku bangun dari posisi tidurku, lalu berjalan ke kamar mandi. Mencuci muka, menyikat gigi dan bersiap melewati 1 hari lagi tanpamu taeminiee .
Aku merasa ada yang aneh. Aku tidak tahu apa itu, tapi perasaanku sangat tidak enak. Aku merasa khawatir, tapi mungkin ini hanya perasaanku saja. Di tengah lamunanku terdengar bel berbunyi. Ku rambet (?) handuk yang terlipat di rak kamar mandi, mengeringkan wajahku sambil berjalan keluar. Siapa jam begini sudah bertamu..
“minho ahh~…minho ah~” teriak seseorang dari luar pintu. Bukan hanya bel yang berkali-kali ia tekan tapi ia juga mengetuk-ngetuk pintuku dengan keras.
“ne chakkamann. (iya tungguu) ” Ucapku setengah berteriak.
“nuguseyo ? (siapa ?) ” ku buka pintu dan mendapati jonghyung hyung sudah bertengger di depan pintu. Matanya sembab terlihat sekali ia habis menangis.
“jonghyun hyung ? kau…kenapa ?”
Jonghyun hyung menangis sesenggukan membuatku bingung sebenarnya apa yang terjadi.
“tenangkan dirimu, ayo masuk dulu” ku lebarkan pintu mengajak jonghyun masuk.
“taemin minho ah~” ucapnya di sela isak tangisnya.
“taemin ?” kenapa dia menyebut nama taemin ? apa terjadi sesuatu padanya ? perasaaanku mulai tak enak. Bisa ku rasakan jantungku berdebar lebih cepat.
“ada apa ? taemin kenapa ?”
“taeminn….” Ia kembali menangis tidak melanjutkan kata-katanya.
“ada apa ? apa yang terjadi. kau bicaralah yang jelas” jeritku mencengkram bahu jonghyun. Aku tak bisa mengontrol diriku. Dia benar-benar membuatku kesal. Hatiku sudah tak tenang, tapi dia masih saja menangis sesenggukan.
“minho ah~ mianhae (maaf) ….”
“maaf untuk apa ? Sebenarnya ada apa ?” bentakku lagi.
“mianhae……mianhaeyo karena tidak memberitahumu. Ta..taemin sudah seminggu yang lalu masuk rumah sakit. Ia memintaku untuk menyembunyikannya darimu.”
“rumah sakit ? taemin sakit apa ?” Seminggu ? itu bukan waktu yang sebentar. Apa taemin sakit parah sampai harus di rawat selama itu ?
“semua salahku..” ia kembali terisak “kalau saja aku tidak memanggilnya, dia tidak akan menyebrang jalan……mobil itu muncul begitu saja dari tikungan…” ucapnya meracau tidak jelas. “aku salah..aku yang salah.. maafkan akuu”
Minho berdiri gemetaran mendengar ucapan jonghyun. Tanpa terasa airmata mengalir di pipinya.
“dimana rumah sakitnya ?” tanyaku memotong ucapan jonghyun hyung.
Aku berlari secepat mungkin. Yang kuinginkan aku ingin cepat sampai di rumah sakit. Aku ingin melihat taemin dengan kedua mataku.
“dokter bilang dia tidak akan pernah bangun, ia bisa bertahan karena mesin-mesin yang menempel di tubuhnya….minho ah~ aku takutt…”
Apa ini ? kenapa jadi seperti ini ? Disaat aku ingin kembali dan mencoba untuk memperbaiki segalanya kenapa berita seperti ini yang ku dengar ? Aku tidak mengerti, kenapa kau meminta jonghyun hyung menyembunyikannya dariku ? Apa sebegitu bencinyakah kau padaku hingga tak ingin aku muncul di hadapanmu ? Jangan membuatku semakin tersiksa dengan rasa penyesalan taemin ah~. Aku terus menghapus airmata yang keluar dari mataku. Kenapa airmata ini tak mau berhenti ? taemin baik-baik saja. Apa yang kau pikirkan minho ah~ ? Ucapan jonghyung hyung hanya lelucon agar kau khawatir, taemin sangat mencintaimu. Dia tak akan pergi meninggalkanmu begitu saja. Sampai di sana kau akan melihat taemin berdiri menyambutmu. Ia dia baik-baik saja, dia menunggumu untuk membawanya pulang. Taemin tunggu aku, aku akan segera datang…
Minho POV End
--------------------------------------------------------
Author POV
*Seoul’s Hospital
Sesampainya di rumah sakit minho berhenti di depan sebuah ruangan. Meskipun hatinya melonjak ingin cepat-cepat melihat taemin, tapi ia merasa takut untuk masuk. Ia takut menghadapi kenyataan. Tangannya gemetar ketika hendak memegang knop pintu. Ia menarik nafas panjang dan menarik pintu itu.
“APA YANG KAU LAKUKAN ?” minho berteriak histeris di ambang pintu saat melihat seorang suster hendak menarik kain putih menutupi tubuh taemin. Sontak semua mata yang ada di ruangan itu menoleh ke arahnya. Suster itu sangat terkejut karena teriakan minho membuatnya mengurungkan niatnya dan melangkah mundur. Minho segera menarik kain itu dan membuangnya ke sembarang arah.
“APA YANG MAU KALIAN LAKUKAN EOH ? APA KALIAN PIKIR TAEMINKU SUDAH MATI ?” minho marah, ia mencengkram kerah baju dokter.
Key yang melihat minho mengamuk segera berlari menghampirinya “minho tenanglah” key menarik minho menjauh dari dokter. Tubuh minho ambruk ke lantai. Badannya terasa lemas.
“kau dokter kan ? bukankah sudah menjadi tugasmu menyelamatkan orang yang sakit ? Selamatkan taeminku. SELAMATKAN DIAAA.” Tangisnya pecah.
“kita harus merelakannya minho ah~” key memeluk minho ikut menangis. Tapi ia malah mengamuk dan mendorong key menolak pelukan yang diberikannya.
“MERELAKAN SIAPA ?”jerit minho.
“MINHO CUKUP” bentak onew tak kalah keras. Bahunya naik turun menahan amarah “kalau kau terus seperti itu aku akan melemparmu keluar” donghae hyung yang berada di sampingnya mengusap-usap bahu onew mencoba untuk menenangkan, tapi onew menepisnya dan berjalan keluar.
“ini tidak benarr.. Katakan kalau ini bohong.. Ini Cuma mimpiii…” minho menangis merasakan sesak di dadanya. Ia hanya bisa menangis, ia ingin berteriak untuk menumpahkan segala kepiluannya. Ia mulai menyalahkan dirinya kenapa ini bisa terjadi.
Minho bangkit dari duduknya. Matanya terpaku pada sosok yang ada di hadapannya. Dengan langkah lunglai minho melangkahkan kakinya mendekati sosok itu. Airmata mengalir sempurna dari kedua matanya.
“permainan sudah selesai taemin ah~. Bangun dan tunjukkan pada mereka kalau kau baik-baik saja” minho menghapus kasar airmatanya dengan punggung tangannya.
“taeminnn….” Panggilnya lirih. Tangan minho bergetar hebat ketika menyentuh tubuh taemin.
“kau tak boleh melakukan ini padaku. Ini tidak lucu. Taemin banguunnn” minho mengguncang-guncangkan tubuh taemin. Tangisnya makin menjadi. “Aku salah. Maafkan aku” minho menangis memeluk tubuh taemin. “pukul aku sesukamu, tapi jangan tinggalkan aku. Bangunn taeminnn…” airmata minho semakin lama semakin deras keluar. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri. “bangunlah taeminn, aku janji jika kita bersama nanti aku akan berusaha untuk selalu mengikuti apa yang kamu mau, membahagiakanmu dan membuatmu merasa nyaman denganku. Katakan kalau kau juga ingin kita bersama lagi…bangunn..bangunnn” minho  menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Kakinya serasa sangat lemas dan tidak dapat menopang tubuhnya lagi, ia mencengkram dadanya yang terasa sesak.  “kalaupun kita tak bisa bersama, bukan perpisahan seperti ini yang ku mau…” airmata minho terus mengalir tanpa ampun. Sejenak teringat kebersamaannya dengan taemin yang tampak bahagia, dan ia juga mengingat saat ia meninggalkan taemin begitu saja.
Onew yang mendengarnya dari luar ikut menangis. Tak ada satu katapun keluar dari mulutnya. Kehilangan dongsaeng yang disayanginya bukanlah suatu hal yang bisa ia terima begitu saja. Janjinya pada taemin untuk tidak menangis terpaksa ia langgar. Ia tak bisa. Ia tak kuat lagi. Airmata yang memang sedari tadi ingin keluar akhirnya menetes dari kedua matanya. Akhirnya ia membiarkan dirinya menangis. Mulutnya terkunci, hanya airmata yang kini bisa menjelaskan apa yang dirasakannya kini.
“Cinta memang seperti itu. Baru akan terasa berharga jika orang yang dicintai sudah pergi meninggalkan kita.”
THE END
--------------------------------------------------
Bijimana..bijimanaaa bagus ora ?? :D bilang nggak gorok ni gorokk #maksa :D
Gantung y cerita.a ? :p kekekee~
Sengaja :D aq ska yg gantung2 krna yang ngegantung itu memang lebih enak #plak apadah :D berapa lapis ? ratusann #lho makin ngaco .. :p *abaikan* hahahaa *author gillaa*
Donghae oppa…mianhee disini dimunculin cuma buat ngusap-ngusap si onppa doang :p hahahaaa *dicekek haeppa*
Eh..ehh komen dong komeennn .. :p
Tolong di bantu yak.. komenn yakkk .. bantu yoo bantuu *prok..prokk..prokk jadi apa … :D *lha napa jadi si tarno yg muncul* o.O #jorokin tarno ke got ..
Dah ah capee, KOMEN CEPETAN gg usah malu2.. :p
Chellong pamit , boboboyyyy *bow sampai ujung kaki* o.O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar