Mereka terlihat gembira sekali seakan-akan tidak ada duka dan kesedihan saat itu. Anak yang paling kecil bagaikan seorang putri, ia cantik dalam dekapan sang ayah, sedangkan kedua anak lainnya yang putra sedang asyik bermain-main kesana kemari sepertinya mereka sangat menikmati setiap permainan-permainannya. Busway yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang, semua orang berburu-buru masuk menuju pintu bus itu termasuk sang ayah dan ketiga anaknya yang masih kecil2 itu Kemudian keluarga itu
dapat tempat duduk di kursi busway yang disusun memanjang seperti kereta api listrik (KRL). Walaupun sudah ada didalam bus ke-2 putra sang ayah tidak habis-habisnya bermain-main mereka bermain petak umpet di sela-sela tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi ruang busway itu. Mereka tertawa-tawa, berteriak-teriak seakan-akan berada ditaman halaman rumahnya, saat itu terlihat ada beberapa penumpang yang wajahnya menjadi begitu muram merasa terganggu dengan tingkah ke dua anak sang ayah itu. Hingga pada akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya dengan kasar ke sang bapak,
”Pak, tolong anaknya diatur ya, disinikan penumpang juga ingin tenang, sudah capek kerja, eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!”
Lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum,
”Maaf ya mas. Ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit, dan saya belum mengatakan hal ini kepada mereka, nanti begitu sampai di rumah saya akan mengatakannya, biarlah mereka merasakan kegembiraan yang menjadi hak mereka, karena saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi selamanya. Mas tidak keberatankah kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?”
Mendengar apa yang dibicarakan sang bapak tadi, sebagian penumpang yang mendengarnya langsung terdiam dan merenung, termasuk pria yang baru saja memperotes sang bapak dengan ketus. Tiba-tiba mereka teringat akan kasih sayang dan kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat kepada ibunya.
Diam-diam diantara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya, lalu jari jempolnya membuat baris kalimat,"ibu apakabar? besok pagi saya maupulang menjenguk ibu, maafkan segala salah saya, ibu" kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya, dan berharap ia masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya besok.
***
Saudaraku....
Jangan dahulukan berfikir negatif kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai kisah yang berbeda. Dalam setiap waktu yang dijalaninya terkadang raut wajah yang gembira tersimpan kesedihan
duka nestapa. Begitu pula dalam setiap amarah tersirat harapan, kepedulian dan doa dalam hidup, bukan hanya tentang diri kita sendiri tapi kita harus saling toleransi dan memahami Tidak semua orang
berjalan pada satu tujuan. Hargailah mereka dan jangan pernah memaksaakan kehendaknya. Allaah Maha Tahu siapa yang terbaik Amal ibadahnya..
Wallaahu 'alam bisshawab.
~Salaam ukhuwah fillaah ,,,,
dapat tempat duduk di kursi busway yang disusun memanjang seperti kereta api listrik (KRL). Walaupun sudah ada didalam bus ke-2 putra sang ayah tidak habis-habisnya bermain-main mereka bermain petak umpet di sela-sela tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi ruang busway itu. Mereka tertawa-tawa, berteriak-teriak seakan-akan berada ditaman halaman rumahnya, saat itu terlihat ada beberapa penumpang yang wajahnya menjadi begitu muram merasa terganggu dengan tingkah ke dua anak sang ayah itu. Hingga pada akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya dengan kasar ke sang bapak,
”Pak, tolong anaknya diatur ya, disinikan penumpang juga ingin tenang, sudah capek kerja, eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!”
Lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum,
”Maaf ya mas. Ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit, dan saya belum mengatakan hal ini kepada mereka, nanti begitu sampai di rumah saya akan mengatakannya, biarlah mereka merasakan kegembiraan yang menjadi hak mereka, karena saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi selamanya. Mas tidak keberatankah kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?”
Mendengar apa yang dibicarakan sang bapak tadi, sebagian penumpang yang mendengarnya langsung terdiam dan merenung, termasuk pria yang baru saja memperotes sang bapak dengan ketus. Tiba-tiba mereka teringat akan kasih sayang dan kesalahan-kesalahan yang pernah mereka perbuat kepada ibunya.
Diam-diam diantara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya, lalu jari jempolnya membuat baris kalimat,"ibu apakabar? besok pagi saya maupulang menjenguk ibu, maafkan segala salah saya, ibu" kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya, dan berharap ia masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya besok.
***
Saudaraku....
Jangan dahulukan berfikir negatif kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai kisah yang berbeda. Dalam setiap waktu yang dijalaninya terkadang raut wajah yang gembira tersimpan kesedihan
duka nestapa. Begitu pula dalam setiap amarah tersirat harapan, kepedulian dan doa dalam hidup, bukan hanya tentang diri kita sendiri tapi kita harus saling toleransi dan memahami Tidak semua orang
berjalan pada satu tujuan. Hargailah mereka dan jangan pernah memaksaakan kehendaknya. Allaah Maha Tahu siapa yang terbaik Amal ibadahnya..
Wallaahu 'alam bisshawab.
~Salaam ukhuwah fillaah ,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar